Translate

Rabu, 4 Disember 2013

Raja Bhumibol Raja Terkaya : Benarkah beliau Menembak Abangnya...!!!!


Bhumibol, Raja Terkaya yang Sempat Dituduh Bunuh Kakaknya

Raja Thailand Bhumibol Adulyadej lahir pada Isnin, 5 Desember 1927 di Mount Auburn Hospital, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Dia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, putra dari Raja dan Ratu Mahidol Songkla. Dia memiliki  seorang abang dan seorang kakak perempuan.

Memberi nama pada anak memang seringkali mewakili doa dan harapan orang tua akan masa depannya. Begitu pula nama Bhumibol Adulyadej yang bererti `Kekuatan Menguasai Lahan yang Tak Tertandingi`. Tak hairan, Raja Bhumibol Adulyadej memang tak tertandingi, terbukti dengan masa jawatannya yang panjang di Thailand.

Ayahnya merupakan orang yang berfikiran paling moderen di antara saudaranya yang lain. Sementara hidup sang ayah selalu didedikasikan untuk mengembangkan berbagai gagasan moderet khususnya di bidang ilmu perubatan. Tak hairan ayahnya dikenali dengan gelaran `Father of the Modern Thai Medical Profesion`.

Keluarga tersebut kemudian kembali ke Thailand. Sayang sekali, belum genap berusia dua tahun, ayah dari Raja Bhumibol Adulyadej meninggal dunia. Meski tanpa ayah, Raja Bhumibol Adulyadej tetap tekun menjadi anak yang rajin belajar.

Bhumibol, Raja Terkaya yang Sempat Dituduh Bunuh Kakaknya

Masa sekolahnya dihabiskan di Swiss

Pada 1932, pejabat tentera dan rakyat jelata bangun untuk menjatuhkan King Rama VII. Peristiwa yang dikenal dengan sebutan `Revolusi 1932` tersebut melahirkan sistem pemerintahan Raja Berpelembagaan. Saat itu, Thailand masih dikenal dengan kerajaan Siam.

Setahun kemudian, sang ibu yang bimbang dengan keselamatan ketiga anaknya, membawa Raja Bhumibol Adulyadej beserta dua saudaranya ke Swiss. Raja Bhumibol dengan kakak dan abangnya lalu menghabiskan waktu belajarnya di sejumlah sekolah di sana.

Setelah menghabiskan waktu sekolah rendah di Bangkok, sang ibu membawa keluarga kecilnya ke Swiss di mana Raja Bhumibol Adulyadej melanjutkan sekolah menengahnya di Nouvelle de la Suisse Romande.

Setelah lulus, dia melanjutkan pelajarannya di Gymnase Classique Cantonal of Lausanne dan berjaya mendapat diploma. Kegigihannya belajar tak berhenti sampai di situ, dia lalu mengambil jurusan ilmu pengetahuan di Lausanne University.

Sementara itu, Ananda Mahidol, abangnya harus kembali ke Thailand untuk menganti bapanya sebagai Raja.


Bhumibol, Raja Terkaya yang Sempat Dituduh Bunuh Kakaknya

Skandal pembunuhan abangnya

Setelah perang dunia ke-II, Raja Bhumibol Adulyadej kembali ke Thailand pada 1945. Setahun setelah kedatangannya, satu peristiwa mengejutkan terjadi di istana. Sang abang yang tengah menjawat sebagai Raja Thailand ditemui mati di kamar tidurnya dengan satu tembakan di kepalanya pada 1946.

20 minit sebelum terdengar suara tembakan dari kamar Ananda, Bhumibol terlihat masuk ke kamar abangnya tersebut. Bhumibol pada ketika itu masih berusia 19 tahun dan ramai yang  menuduhnya melepaskan tembakan tersebut.

Namun kerana tidak ada bukti, hingga saat ini kematiannya masih menjadi misteri. Tak ada yang tahu bahawa kematian tersebut merupakan aksi bunuh diri atau pembunuhan.

Sepeninggallan Ananda Mahidol di Bangkok pada 1946, halatuju hidup Raja Bhumibol Adulyadej berubah mendadak. Ayahnda menunjuk dia untuk menggantikan sang abang menduduki tahta kerajaan Thailand mengingat dia adalah satu-satunya anak laki-laki di keluarga tersebut.

Tak ada pilihan lain baginya kecuali menerima jawatan tersebut, dan Raja Bhumibol Adulyadej menyadari bahwa dia harus segera mempersiapkan diri. Raja Bhumibol Adulyadej lalu memutuskan untuk kembali ke Swiss untuk menyelesaikan kuliahnya. Dia beralih ke jurusan ilmu politik dan hukum untuk memenuhi pengetahuannya soal pemerintahan.

Pada 5 Mei 1950, Bhumibol Adulyadej kembali ke Thailand dan diangkat menjadi raja lewat sebuah upacara resmi kerajaan.


Bhumibol, Raja Terkaya yang Sempat Dituduh Bunuh Kakaknya

Jadi Raja terkaya dan terlama di dunia

Raja Bhumibol Adulyadej yang ketika itu itu masih menjadi suspek atas kes penembakan abangnya tetap diangkat sebagai raja. Berbekal sejumlah ilmu dari luar negeri, dia bahkan mendapatkan pujian besar karena kecerdasan politik dan kerjanya ketika itu.

Dia mampu menebarkan citranya di mata rakyat meski tanpa kekuatan politik. Keahliannya memang patut dipuji, Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat cekap dan mampu memperluas kepemilikan bisnes keluarga kerajaan.

Dengan kekuatannya sebagai raja, kelas royalis elit di Thailand terus berkembang termasuk sistem birokrasi dan kepentingan bisnes serta tentera.

Sementara mengingat usia kepemimpinannya di istana sudah mencapai 67 tahun, Raja Bhumibol Adulyadej menjadi raja yang paling lama bertahta. Tak hanya itu sahaja, Bhumibol Adulyadej bahkan merupakan raja terkaya di dunia dengan harta sebanyak US$ 30 bilion (hampir RM97 bilion)..


Bhumibol, Raja Terkaya yang Sempat Dituduh Bunuh Kakaknya

Raja Bhumibol Adulyadej dicintai rakyatnya

Meski tak pernah bermaksud menjadi raja, dia tetap menjadi orang pertama di istana Thailand yang sangat dikagumi dan dicintai rakyatnya. Dia selalu memperhatikan rakyat bawahan khususnya petani.

Kecintaan terhadap Raja Bhumibol Adulyadej membuat pemerintah membuat peraturan yang dapat menghukum orang-orang yang mencoba menghina sang raja.

Bhumibol sendiri pada pidato ulang tahunnya pada 2005 menyatakan dirinya tak takut dikritik. Dia yakin bahawa dirinya juga merupakan manusia yang perlu dikritik agar terus berkembang. Sebagai raja dia memang patut menjadi teladan rakyatnya karena integriti dan perhatiannya.

Bahkan saat Raja Bhumibol Adulyadej keluar dari rumah sakit pada awal Agustus lalu, sekitar 20 ribu-30 ribu rakyat memadati jalan mengelu-elukan sang raja. Penduduk Thailand meneriakkan doa dan rasa cintanya terhadap sang raja.


Bhumibol, Raja Terkaya yang Sempat Dituduh Bunuh Kakaknya

Raja Sering sakit-sakitan

Raja Bhumibol Adulyadej mengakhiri zaman bujangnya pada dia masih berusia 22 tahun. Dia menikahi anak perempuan Duta Besar Thailand di Perancis bernama Mom Rajawongse Sirikit Kiriyakara.

Pernikahan tersebut berlangsung satu minggu sebelum dia dinobatkan sebagai raja di Bangkok. Keduanya bertemu saat Raja Bhumibol Adulyadej tengah berjalan-jalan di Paris. Saat itu Raja Bhumibol Adulyadej masih merupakan seorang mahasiswa di Swiss.

Dari pernikahannya tersebut, dia dianugerahi empat orang anak. Namun saat ini sang raja tengah sedang menerima rawatan. Sakitnya pertama dirasakan pada 2009 pada ketika dia mengalami masalah pernafasan.

Dia juga sempat menderita pendarahan di otak pada Juli 2012. Namun meski dengan keadan yang kurang baik, pada November 2012 dia tetap menemui presiden Obama sebagai dedikasinya pada negara.

Pada Januari lalu setelah mendapatkan perawatan intensif, akhirnya Raja Bhumibol Adulyadej yang sempat masuk Bangkok's Siriraj Hospital dibenar pulang oleh dokter dengan pemantauan yang rapi sebagaimana beliau menerima rawatan di Hospital.. 


Tiada ulasan:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Catatan Popular